Gerbang-gerbang ekonomi Provinsi Jambi perlahan mulai terbuka. Dari darat, air hingga udara, akses distribusi barang kian diperluas demi mendongkrak geliat ekonomi makro daerah. Kehadiran Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Jambi ke jalur utama pembangunan nasional menjadi momentum besar yang menandai terbukanya peluang pertumbuhan baru bagi provinsi di tengah Pulau Sumatera ini. Momentum itu semakin nyata setelah ruas Tol Tempino–Simpang Ness (Pijoan) resmi dioperasikan.
Peresmian tol ini bukan sekadar seremoni, melainkan tanda dimulainya babak baru mobilitas darat Jambi yang lebih cepat, efisien, dan terkoneksi dengan provinsi lain. Arus distribusi barang dari kawasan industri, pariwisata maupun perkebunan kini tak lagi tersendat kemacetan jalur lama, sehingga biaya logistik bisa ditekan. Pembangunan Jalan Tol Betung–Tempino–Pijoan dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya dengan total investasi Rp21,02 triliun yang terbagi menjadi empat seksi. Seksi 3 Banyung Lencir–Tempino sepanjang 34,10 km selesai 100 persen dan beroperasi pada akhir 2024. Sementara Seksi 4 Tempino–Interchange Ness (Pijoan) di Kabupaten Muaro Jambi resmi beroperasi pada Minggu (14/9/2025).
Bagi Jambi, tol ini ibarat pintu gerbang pertama menuju jaringan Trans Sumatera. Dari jalur inilah arus perdagangan dan investasi diyakini akan lebih deras mengalir, membawa efek berganda bagi perekonomian daerah. Dengan akses yang semakin mudah, peluang Jambi untuk menjadi simpul ekonomi strategis di Sumatera bukan lagi sebatas harapan, melainkan kenyataan yang mulai terwujud. Namun, lebih dari sekadar jalur perdagangan, tol juga membuka ruang bagi sektor pariwisata. Candi Muaro Jambi, warisan dunia yang kerap dijuluki Borobudur-nya Sumatera, kini berpotensi semakin mendunia berkat akses transportasi yang kian mudah dijangkau wisatawan.
Dari pintu tol inilah geliat ekonomi Jambi menemukan babak baru, menjadikan sejarah dan masa depan berjalan beriringan. Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos, M.H, menyebut kehadiran tol ini sebagai hasil kolaborasi banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, DPR RI, hingga BUMN Hutama Karya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) turut memperkuat optimisme ini. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara di Jambi menunjukkan tren peningkatan dalam lima tahun terakhir, meski sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pada 2019, Jambi mencatat 1,65 juta kunjungan wisatawan domestik. Angka itu anjlok menjadi 957 ribu pada 2020, seiring pembatasan perjalanan. Namun, sejak 2021 tren pemulihan mulai terlihat. Jumlah kunjungan naik menjadi 1,37 juta, melonjak menjadi 2,3 juta pada 2022, dan mencapai puncak 3,06 juta orang pada 2023 tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kunjungan wisatawan mancanegara juga memperlihatkan pola serupa. Pada 2019, Jambi menerima 9.506 wisatawan asing. Pandemi membuat jumlah itu anjlok menjadi 1.903 orang pada 2020. Perlahan naik menjadi 2.135 orang pada 2021 dan 3.653 orang pada 2022, lalu menembus 6.678 orang pada 2023. Meski begitu, angka ini masih belum menyamai capaian sebelum pandemi.